Konsep Sehat Menurut Abraham Maslow
Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan
mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan
mental. Menurut Maslow, semua manusia
memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk
mengaktualisasikan diri. Kita didorong oleh kebutuhan - kebutuhan universal dan
yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling
kuat sampai kepada yang paling lemah. Hal ini menggambarkan bahwa
manusia baru dapat mengalami “puncak pengalamannya” saat manusia tersebut
selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dengan
cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat
sampai muncul kebutuhan yang paling tinggi yakni aktualisasi diri.
Konsep Pribadi Sehat (Maslow)
Menurut Maslow jika tingkat
kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut
sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa
orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik
dan imbang, mereka juga harus mempelajari berapa banyak potensi yang kita
miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia secara utuh serta mengetahui
dan memahami dunia sekitar mereka. Dalam pandangan humanistik ini, sebenarnya
manusia memiliki potensi lebih banyak dari pada apa yang mereka capai.
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka
berusaha. Selain itu kepribadian yang sehat menurut maslow adalah individu yang
berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri,
tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat
pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan
perkembangan diri sendiri.
Ciri-Ciri Pribadi Sehat Menurut Maslow
1. Menerima
realitas secara tepat
Orang-orang yang
sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara
objektif, teliti terhadap orang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan
ketidakjujuran. Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia
menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk
mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan
nilai-nilai.
2. Menerima
diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka.
Kelemahan dan ketakutan tidak membuatnya mengeluh. Orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memalsukan diri
mereka. Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau
perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka,
begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang
lebih konstuktif.
3. Bertidak
secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan
langsung tanpa berpura-pura. Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar
dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting,
maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak
sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari
kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja, akan tetapi dalam situasi di mana
menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting
oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut.
Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman,
serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan
pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka
dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan
mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan, tidak semata-mata suatu
pekerjaan untuk mendapat penghasilan, popularitas maupun kekuasaan. Menantang
dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh
sampai pada tingkat potensi mereka dan membantu mengenal siapa dirinya
5. Memiliki
kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu
kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada
orang-orang lain untuk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka
menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat
egosentris dan terarah kepada diri mereka sendiri.
6. Memiliki
ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap
lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri
sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak
mempan terhadap krisis atau kerugian.
7. Menghargai
dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya
pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan
terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap
dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang
pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan
dapat mereka alami.
8. Memiliki
pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami
ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama
seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam. Maslow menunjukan bahwa
tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman-
pengalaman yang ringan. Pengalaman-pengalaman yang ringan ini kadang- kadang
dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang-orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki
identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang
sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk
membantu kemanusiaan. Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat
mencapai hal-hal dengan lebih baik daripada orang lain dan mereka melihat,
memahamii hal-hal itu dengan lebih jelas. Mereka mungkin kerapkali merasa
tertekan atau marah karena tingkah laku orang-orang lain yang bodoh, lemah,
atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab
dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang
lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka
memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan
identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa
memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama,
ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari
siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang
tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi
mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk
mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan
salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam
hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah
menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor
permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang
mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan
humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi
Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri
bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan
kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang
dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide
segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari
pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan
inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni.
Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan
psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi
terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu
karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang
total
Pengaktualisasi-pengaktualisasi
diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh
social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu.
Daftar Pustaka:
Psychologymania. 2010. Konsep Manusia Sehat dan Pandangan Beberapa Tokoh Psikologi
tentang Kepribadian yang Sehat (Kesehatan Mental). http://www.psychologymania.net/2010/04/konsep-manusia-sehat-dan-pandangan.html.
8 April 2016, 20:20.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental.
Yogyakarta: Andi.
Iyah,
Amel. 2013. Tulisan 1 Teori Kepribadian Sehat Menurut Allport, Rogers,
Maslow, dan Erick fromm.
http://ameliyah-bintangkecil.blogspot.co.id/2013/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-allport.html.
8 April 2016, 20:20.
Sumitra, Putri Dewi. 2015. Konsep
Sehat Abraham Maslow.http://putridsumitra.blogspot.co.id/2015/03/konsep-sehat-abraham-maslow.html. 8 April, 20:40.
No comments:
Post a Comment